Schiffman-Kanuk
Budaya
merupakan karakter dari seluruh masyarakat yang di dalamnya meliputi
faktor-faktor bahasa, pengetahuan, hukum, agama, kebiasaan-kebiasaan makan,
musik, seni, teknologi, pola kerja, dan lain-lainnya yang memberikan arti bagi
kelompok tertentu.
Solomon
Budaya
adalah akumulasi dari makna-makna dalam masyarakat, ritual, norma dan tradisi diantara
para anggota dari satu organisasi atau masyarakat.
Neal-Quester-Hawkins
Budaya
adalah konsep yang sangat kompleks, meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh individu atau kelompok masyarakat.
2.
PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Pembelian adalah akun yang digunakan
untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. Pembelian
adalah serangkainan tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui
pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.
Konsumsi adalah setiap kegiatan
memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barangmaupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
demi menjaga kelangsungan hidup.
3. KEBUDAYAAN MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
>>Kultur
Kultur
(kebudayaan) adalah determinan yang paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi,
preferensi, dan perilaku melalui keluarganya dan institusi-institusi utama
lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di Asia mendapat nilai-nilai hubungan
keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan, respek terhadap orang lain
terutama yang lebih tua, dan kesalehan. Contoh kasus : Sebuah restoran cepat
saji asal amerika serikat (McDonald’s tm) di Singapura memanfaatkan kesempatan
dalam karakteristik orang singapura yang “takut kalah” atau kisau dalam terminologi
lokal. McDonalds meluncurkan Kisau Burger –sandwich ayam yang diasinkan. Mereka
juga menciptakan karakter Mr. Kisau McDonalds yang akan memberitahukan kepada
anda bahwa ada 42 biji wijen pada rotinya dan menghitungnya sehingga anda tidak
akan tertipu. Konsumen tertarik dengan burger baru tersebut karena burger
tersebut dihubungkan dengan karakter Mr.Kisau tadi.
>>Sub Kultur
Setiap
kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identitas
dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Sub-kultur mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub kultur
membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar kerap kali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Salah
satu contohnya adalah pentingnya fengshui bagi orang cina, khususnya mereka
yang berasal dari kalangan bisnis di Hongkong, Malaysia, dan Singapura. Mereka
telah lama dikenal bergantung pada fengshui dalam pemilihan kantornya, agar
bisa memperoleh lama dan keberuntungan serta kemakmuran. Para pembeli rumah
dari etnis tionghoa ini menghindari nomor 4 karena lafal angka empat mirip
dengan kata “mati” sehingga mereka kerap kali menganggap konotasinya sama.
>>Kelas Sosial
Sebenarnya
semua masyarakat manusia menunjukan stratifikasi sosial. Stratifikasi
kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di masyarakat India tradisional, di
mana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu
dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah
stratifikasi dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial udalah divisi atau
.Kelompok yang relatij homogen dan tetap dalam sualu masyarakat, yang tersusun
secara hirarkis dan anggota-anggotnya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang mirip.
Para ilmuwan sosial mengidentifikasi tujuh kelas sosial di bawah ini :
Kelas sosial
merniliki beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang dalam masing-masing
kelas social cenderung untuk berperilaku yang lebih mirip daripada orang yang
berasal dari dua kelas social yang berbeda. Kedua, orang dipersepsikan
mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah menurut kelas social
mereka, Ketiga, kelas sosial seseorang ditemukan oleh sejumlah variabel,
seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi nilai, dan
bukan oleh salah satu variable) tunggal tertentu. Keempat, individu-individu
dapat pindah dari satu, kelas sosial ke kelas sosial yang lain -naik atau
turun- selama hidup mereka. Tingkat mobilitas ini bervariasi, tergantung pada rigiditas
atau kekakuan stratifikasi social dalam masyarakat tertentu.
Kelas-kelas
sosial menunjukan preferensi produk dan merek dalam bidang-bidang ter-tentu
seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang, dan kendaraan.
Beberapa pemasar memfokuskan usaha mereka pada satu kelas social. Misalnya
Shang Palace di Shangrila Hotel Singapura berfokus pada pelanggan kelas atas,
sedangkan kios makanan di pusat penjaja terbuka berfokus pada pelanggan kelas
menengah dan bawah. Kelas-kelas social berbeda dalam preferensi media mereka,
di mana konsumen kelas atas memilih media majalah dan buku sedangkan konsumen
kelas bawah memilih televisi. Bahkan dalam sebuah kategori media, seperti TV,
konsumen kelas atas lebih menyukai siaran berita dan drama, sedangkan konsumen
kelas bawah lebih.menyukai Opera sabun dan acara kuis. Terdapat juga perbedaan
bahasa di antara kelas-Kelas social Para pemasang iklan harus menyusun kopi
iklan (copy) dan dialog yang benar-benar sesuai dengan kelas social yang
dituju.
http://indrigustiantari.blogspot.com/2012/12/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar