Jumat, 21 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Pada saat ini kita sering melihat masyarakat lebih bangga dan lebih merasa percaya diri ketika mereka menggunakan baju, tas, sepatu, ataupun produk lainnya yang memiliki merek ternama di luar negri. Selain karena alasan kualitas, banyak orang atau masyarakat Indonesia lainya terkadang lebih percaya terhadap produk dari luar dibanding produk lokal yang merendahkan kualitas produk lokal itu sendiri.

Maka dari itu tidak sedikit orang Indonesia yang gagal menjual produk di dalam negri sendiri tapi sukses menjual produknya di luar negri. Bahkan terkadang orang luar lebih percaya terhadap kualitas produk kita dibanding orang Indonesia itu sendiri. Padahal akhir-akhir ini kita sering mendengar seruan yang menyatakan “cintailah produk indonesia”, tetapi itu mungkin hanya sekedar imbauan belaka.

Padahal Indonesia banyak melahirkan produk-produk dari produsen lokal yang terkenal oleh mancanegara, contohnya saja ada bagteria dari produk tas, ada tomkins dar produk sepatu, ada polytron juga tv  produk lokal yang kebanyakan orang mengira itu adalah produk buatan Jepang. Jadi sebenarnya konsumen banyak yang tidak memilih dari kualitasnya, tapi yang dinilai pertama kali adalah tingkat terkenalnya merek tersebut. Apalagi bila brand tersebut adalah merek luar mereka makin bangga dan merasa lebih dihargai.

Padahal banyak produsen baju lokal yang mengekspor produksi baju mereka keluar negeri dan terkadang beberapa produk dalam negeri yang diekspor kemudian diimpor kembali dengan merek yang lebih terkenal dan respon terhadap barang tersebut dari masyarakat lebih bagus. Sebenarnya, produk dalam negeri tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Produk dalam negeri juga banyak yang berkualitas. Tapi tingkat kepercayaan terhadap produk lokal memang sangat minim. Berbagai fenomena mencengangkan seperti yang telah diuraikan diatas menjadikan perusahaan lokal semakin terpuruk dinegerinya sendiri.

Tapi ada pula produsen lokal yang sukses menjual produk baju mereka diluar negeri yang mungkin orang luar lebih menghargai dan mempercayai kualitas produk kita. Ada beberapa produsen baju asal Bandung yang memang sudah dikenal di mancanegara sebagai pengekspor baju berkualitas. Dan itu memang diakui oleh dunia, jadi seharusnya kita lebih menghargai dan mencintai produk lokal ketimbang produk luar.
1.2   Pokok Permasalahan
Berdasarkan judul dan latar belakang, permasalahan yang akan dihadapi dalam penulisan ini penulis ingin menganalisis mengapa konsumen lebih menyukai produk luar baju fred pery dari pada produk lokal.
1.3 Rumusan  Masalah
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka dilakukan pembatasan masalah agar dapat lebih terarah. Dalam penyusunan penulisan ini memberikan batasan-batasan masalah, meliputi:
1.      Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk luar.
2.      Langkah produsen lokal untuk mendapat kepercayaan dari masyaakat
      1.4 Tujuan Penulisan
Menyadarkan masyarakat betapa pentingnya mencintai produk lokal, selain meningkatkan perekonomian negara, dan juga membantu meningkatkan kepercayaan terhadap produk lokal. Sehingga masyarakat lebih memilih produk lokal dibanding produk luar.

Minggu, 11 November 2012

Pengaruh kelas sosial dan status pada pembelian


Pengaruh kelas sosial dan status pada pembelian
Sudah tidak asing lagi dalam kehidupan bermasyarakat terdapatnya kelas sosial yang membedakan si kaya dan si miskin, pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan status kelas yang berbeda Dalam lingkungan masyarakat, dan  kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku serta diterima secara luas oleh masyarakat.
Kelas sosial adalah perbedaan dari kriteria-kriteria ekonomi dan sekelompok manusia yang menempati lapisan tersebut,  Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan pada status sosialnya. misal nya saja seorang yang mempunyai jabatan tinggi, gelar, harta yang berlimpah akan lebih dihormati dan berada pada lapisan atas didalam kehidupan bermasyarakat.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi  sangat berpengaruh, kelas sosial dan lapisan sangat penting untuk para produsen karena dapat membedakan target sasaran produsen tersebut apa untuk status yang lebih tinggi atau untuk status yang lebih rendah dalam menjual  produk mereka.
Gaya hidup dari lapisan atas pastinya akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Dengan uang yang banyak masyarakat yang berada dilapisan atas biasanya lebih konsumtif  dalam melakukan pembelian dan dapat membeli barang-barang mewah yang mahal harganya, sedangkan untuk kelas menengah dan bawah barang mewah adalah suatu pemborosan yang akan mereka lakukan jika dipaksakan untuk membelinya.

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI


PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Budaya adalah suatu kebiasaan yang dijalani oleh sekelompok manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan secara terus menerus bahkan diwariskan ke anak cucu sekelompok manusia tersebut, Kebudayaan juga mempenggaruhi pengambilan keputusan oleh konsumen. Dikatakan bila Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen karena Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Pada tiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih lengkap untuk para anggota. Sub-budaya dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Dari sub-budaya tersebut produsen dapat membedakan atau memisahkan pasar menjadi heterogen untuk menentukan sasaran konsumen. Dari setiap kebiasaan yang ada konsumen dapat dibedakan berdasarkan kelas-kelas sosial yang terjadi dimasyarakat, seperti kelas sosial yang terbentuk dari  pendapatan yang berbeda dari setiap individu, ada yang berpendapatan tinggi maupun rendah.
Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
Faktor-faktor kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi yaitu : Faktor Budaya, Pengaruh Budaya yang dapat Memuaskan Kebutuhan, Variasi Nilai Perubahan dalam Nilai Buadya Terhadap Pembelian dan Konsumsi,
 Dalam hal ini budaya mempengaruhi prilaku konsumen, dengan contohnya saat mulai masuknya hari natal orang beragama kristen yang berkemampuan berbondong-bondong membeli hiasan natal untuk di pajang dirumahnya. Itu adalah sedikit contoh dari kebudayaan yang sudah lama dijalankan oleh masyarakat, jadi memang nyatanya budaya disini sangat berpengaruh terhadap pembelian konsumen.

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN


EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Proses Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.


Aspek-Aspek Pemilihan Keputusan:

• Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
• Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang
• Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
• Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
• Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
• pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif

Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1. )Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahuisemua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic-man.

2.) Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.


3.) Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Model Sederhana Untuk Menggambarkan Pengambilan Keputusan Konsumen.



Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran Lingkungan social budaya, seperti :
• keluarga
• sumber informal
• sumber non komersial
• kelas social
• budaya dan sub budaya


Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
a. Sadar akan kebutuhan
b. Mencari sebelum membeli
c. Mengevaluasi alternatif


Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap


Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang


TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN

1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
http://vysnuvjaya.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html