Cerita klasik pengintai sekolah
Aku seorang pengintai kecil, bisa dikatakan seperti itu karena aku selalu memandangi seorang gadis cantik di sekolahku kala itu. Nama ku adalah Putra, usia ku 11 tahun aku bersekolah di SMPN 86 salah satu sekolah menengah pertama negri di Jakarta. Awalnya kehidupan ku berjalan seperti biasa, makan, tidur, dan pastinyana ngumpul bersama teman-teman. Hingga akirnya kehidupan ku berubah ketika aku meliahat seorang gadis cantik nan manis melintas di depan ku.
Wajah nya yang manis tak pernah bisa hilang dipikiranku, aku adalah Putra seorang pengintai kecil karna aku selalu memandangi paras nya yang cantik itu dari jarak yang cukup jauh. Aku adalah pengintai kecil, yang selalu memandangi nya dari sisi yang tak terlihat. Tidak tau apa yang terjadi padaku saat itu aku sering menulis nama nya disetiap kertas dan tersenyum membayangkan wajah manis nya. Dan saat itu aku masih duduk di kelas 1, masih terlalu kecil untuk tau dan mengerti apa itu cinta.
Hari demi hari pun kian berganti dari saat pertama kali aku melihatnya, tak terasa waktu seperti cepat untuk berlalu. Akan tetapi sekian lama aku memandangi wajah cantik nya selama itu pula aku belum mengetahui siapakah dia?. Entah mengapa aku terlalu malu untuk mendekati nya dan malu untuk bertanya siapa namanya.hingga terkadang aku begitu iri melihat teman-temanya yang bisa dekat dan berbagi canda tawa besamanya. Walaupun dari gerak gerik gadis itu selalu terlihat begitu terbuka terhadap orang yang ingin berteman dengannya, tetap saja aku malu untuk berkenalan.
Nama ku adalah Putra aku seorang pengintai kecil, sosok ku tak pernah terlihat oleh nya. Tetapi dibalik bayang –bayang kegelapan, aku selalu memandang indah paras wajah yang membuat segala yang gelap menjadi cerah. Begitulah aku karena sangat tertariknya dengan gadis yang sempat melintas dan selalu membuat hati ini terasa berlari-larian saat aku hampir berada di dekat nya. Aku memang malu kala itu begitu terasa dia sudah begitu sangat dekat pasti aku bingung tak menentu kata nya si itu “salting”. Tapi apa lah itu aku tak peduli, yang aku tau ketika ada didekat nya aku harus bergegas menjauh walau perasaan ini sangat ingin dekat dan bercakapan langsung dengannya.
Perlahan lahan namun pasti aku sang pengintai mulai tau siapa namanya, kelas berapa dan telepon rumahnya.aku sudah beranjak naik ke kelas 2 tak terasa sudah satu tahun aku memandangi nya dan hanya memandangi nya.saat itu pun aku tau nama gadis itu karena tak sengaja teman ku menanyakan siapa gadis yang aku suka di sekolah ini,”put siapa cewe yang lo suka di sini???”Seperti itu teman ku bertanya,aku pun langsung menjawab”itu cewe yang pake dasi di belakang,liet gak?”memang kebiasaan nya yang unik itu menjadi ciri kas dari seorang nita, dasi yang selalu di pakai nya di belakang setiap selesai dia solat,dan aku tidak tau kalau temanku itu teman sekelas gadis yang aku suka di kelas satu.temanku langsung berkata “oooh itu put si nita dia kan udah punya cowo”begitu katanya.aku pun senang juga kesal saat teman ku bicara,aku pun bertanya”ehh pen mang si nita udah berapa lama pacaran nya???”dia menjawab”udah lama put dari awal kelas satu katanya”sekejap aku terdiam karena sepertinya sudah tak ada kesempatan lagi untuk ku kala itu.
Bayangkan saja dia udah pacaran cukup lama,tapi entah mengapa aku tak bisa melupakan gadis itu yang sempat melintas di hadapanku dan membuat ku seperti ini.aku tak bisa melupakan wajah nya yang cantik itu arrrrrgg rasa nya ku ingin bantai saja pacar nya saat itu,ya biarlah walau tak bisa ku miliki tapi aku masih bisa melihat parasnya yang cantik ujar kataku yang saat itu sedang berbicara sendiri.
kelas 2 kelas yang menurut ku paling menyenagkan,baik dari suasana yang sepi dan teman-teman kelas yang menyenangkan karena sekolah kami kusus kelas 2 nya masuk siang yang lain nya masuk pagi.di kelas 2 aku sang pengintai cilik sangat puas karena bisa melihat wajah nya yang cantik itu lebih sering.
Perlahan-lahan dan mulai perlahan waktu pun kembali berjalan dengan kisah-kisah ku yang takan bisa kulupakan.kini ku beranjak naik kekelas 3,kelas yang menurut ku akhir dari pengintaian ku melihat paras nya yang cantik.karena di kelas 3 itu hanya tinggal hitungan bulan aku bisa bertemu denganya.pastinya semakin jarang aku bisa melihat dia,dan aku mulai bingung ketika ku tidak bisa satu sekolah lagi dengan dia,aku bingung karena dia adalah gadis yang pintar pasti dengan mudahnya dia mendapat SMAN yang dia inginkan.sedangkan aku ini adalah seorang yang biasa saja.benar kan dalam hati dengan kesal nya berbicara dengan keadaan yang membosankan.karena setiap hari harus belajar, belajar, dan belajar.waktu ku habis dengan diadakan nya pendalaman materi dan belajar yang di kebut karena ujian akir sekolah akan segera datang.
Hari demi hari kulalui dengan tidak melihatnya karena kesibukan dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Tibalah ujian akhir sekolah itu pun kuhadapi.hari demi hari ujian pun berakhir dengan ketegangan yang sangat menyiksa batin, aku pun terus berpikir bisa gak ya nilai ku bagus untuk mengimbangi nilai nya untuk masuk sekolah negeri.
Aaaaaaaaaaahhh sial nilai gw kecil banget.hah kayanya emang kelas 3 ini akhir dari pengintaian gw ngeliat mukanya.”ujar kataku saat itu”akupun terus update mencari tahu di sekolah mana tepatnya dia meneruskan langkah menuntut ilmu nya.
Dengan search-search di internet dengan menulis namanya akirnya ku tahu dia melanjutkan ke SMA 66 JAKARTA .akir nya yang kutakutkan pun terjadi aku tida bisa satu sekolah lagi dengan dirinya.har masuk sekolah pun tiba aku dan dia kini berbeda sekolah.aku yang sekolah di SMA CHENDRAWASIH 1 arah blok m ber tolak belakang dengan arah sekolah nya yang berada di pondok labu itu. setiap pulang dari sekolah akupun menyempatkan melewati daerah rumah nya yang dalam pikiranku siapa tau aku bias bertemu denganya yang sedang berjalan pulang dari sekolah. entah apa yang kupikir saat itu,karena yang ada di otak ku hanya membayangkan bisa melihat wajah nya sekali lagi.